Teori Pengukuran Kondisi
PENGUKURAN TERHADAP RESPONDEN MANUSIA
Perlakuan pengukuran lingkungan harus memenuhi etika pengukuran terhadap responden. Adapun etika pengukuran adalah sebagai berikut:
- Pengukuran secara umum melibatkan responden potensial dengan kriteria spesifik telah mampu mengaktualisasikan aspek kognitif, afektif dan fisik motorik. Responden memiliki kemampuan bahasa untuk mengungkapkan hal yang abstrak misalnaituya perasaan, hingga hal yang kongkrit misalnya kondisi yang dapat dirasakan, dilihat, dan dilakukan dengan baik. Kategori umumnya adalah manusia dewasa dalam kategori normal.
- Pengukuran dapat dilakukan kepada responden yang memiliki keahlian khusus. Perancang ruang/gedung, pemilik ruang/gedung, penyandang dana pengembangan ruang/gedung dan lain-lain merupakan responden dengan keahlian khusus. Pengukuran dilakukan dengan membangun kesepahaman dalam wujud kerjasama secara teknis dalam pengukuran. Keterbukaan terhadap blue print rancangan dari responden dengan keahlian khusus menjadi hal yang paling signifikan dalam menentukan pengukuran.
- Pengukuran dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari responden
Responden penelitian menyatakan kesediaan untuk dikenai perlakuan berbasis ergonomi secara fisik antara lain perubahan variasi suhu, variasi pencahayaan, dan variasi gangguan audio dalam batas-batas tertentu untuk mencari kondisi ternyaman bagi mahasiswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran
PENGUKURAN TERHADAP BENDA
Pengukuran terhadap benda memiliki kode etik pengukuran pada umumnya yaitu:
- Pengukuran dilakukan dengan metode yang wajar sehingga tidak mengganggu/merusak lingkungan baik sebagian maupun keseluruhan
- Pengukuran menggunakan perangkat dengan spesifikasi yang sesuai dengan benda atau lingkungan yang akan diukur
- Pengukur memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pengukuran