AI dan Permasalahan
Kecerdasan manusia merupakan titik awal AI. AI masih jauh dari mencapai kecerdasan manusia yang penuh dengan kompleksitas, kemampuan pemrosesan informasi, kreativitas, empati, dan intuisi yang sangat luar biasa (Dwivedi et al., 2021). Namun, beberapa teknologi AI dapat meniru beberapa kemampuan manusia seperti pemrosesan bahasa alami, pengenalan wajah, pengambilan keputusan, dan sebagainya. Logikanya adalah anak dibawah lima tahun sudah belajar semuanya termasuk yang disebutkan. Keyakinan manusia justru menjadi ketakutan berlebihan oleh manusia itu sendiri. Statement tersebut adalah “walaupun AI saat ini masih memiliki keterbatasan, beberapa peneliti dan ahli di bidang ini percaya bahwa suatu saat AI akan dapat menyamai bahkan melampaui kecerdasan manusia”. Konsep kecerdasan buatan yang lebih canggih yang disebut super inteligensi, atau kecerdasan yang jauh lebih unggul daripada kecerdasan manusia, juga telah dikembangkan dan dibahas dalam ilmu komputer dan filsafat. Penjelasan tersebut memiliki opini kedua yaitu statement “walaupun AI dapat menghasilkan hasil yang cerdas dan bahkan superior dalam beberapa tugas, AI masih bergantung pada input manusia untuk membangun dan mengembangkan sistemnya”. Oleh karena itu, kecerdasan buatan masih sangat tergantung pada kecerdasan manusia untuk mencapai kemajuan yang lebih lanjut. Sehingga kita mengakui bahwa AI telah memberikan banyak manfaat dan potensi besar untuk masa depan, kecerdasan buatan masih jauh dari bisa sepenuhnya meniru atau menggantikan kecerdasan manusia.