(Refleksi Teknologi Pendidikan dalam Dunia Kerja)
Henry Praherdhiono
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Abstrak: Teknologi Pendidikan dalam kehidupan pekerjaan pada paradigma terdahulu merupakan pendaratan keilmuan dan menjadi tujuan akhir, namun paradigma keilmuan Teknologi Pendidikan terbaru, kehidupan dunia kerja merupakan lingkungan belajar. Kehidupan dunia kerja mewarnai kurikulum hingga proses mikro dalam belajar dan pembelajaran. Teknologi Pendidikan berupaya memfasilitasi individu, kelompok hingga organisasi untuk belajar dalam lingkungan kehidupan pekerjaan, agar diperoleh kinerja atau performansi unggul dalam memecahkan permasalahan dunia kerja melalui keilmuan yang kolaboratif.
Kata kunci: Teknologi Pendidikan, memfasilitasi, kinerja
Pendahuluan
Teknologi Pendidikan dalam konteks pengetahuan diidentifikasi sebagai sebagai kemampuan generik (inti). Bentuk keilmuan Teknologi Pendidikan untuk saat ini dianggap tidak linear dan tidak rutin, lebih intuitif, oportunistik dan bekerja dalam interaksi, dan kurang didorong inovasi (Staron, 2011a). Pengetahuan profesi Teknologi Pendidikan mencerminkan kemampuan generik Teknologi Pendidikan ini ketika mereka dalam lingkungan pekerjaan (Adefila, 2020; Al Mamun et al., 2020; Brookhart, 2010; Praherdhiono et al., 2018b). Hal tersebut meliputi beberapa hal antara lain
- Mencakup Belajar terhadap Pengetahuan untuk menghasilkan pengalaman
- Kegiatan membangun model yang lebih efektif dan esien
- Memperoleh kemampuan baru, untuk dapat menerapkan keterampilan baru dan pengetahuan dalam memecahkan masalah baru, berdasarkan keahlian dan pola-pola High Order Thinking
- Memecahkan masalah dan membuatnya menjadi lebih masuk akal dalam konteks baru
- Menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kreativitas
- Kemampuan untuk berkolaborasi melalui tatap muka dalam lingkungan virtual.
Pergeseran paradigma baru yang mengarah pada pada Era Pengetahuan, Teknologi Pendidikan menerima tantangan bekerja dan belajar dalam lingkungan kehidupan pekerjaan modern (Adi et al., 2019; Praherdhiono et al., 2018a; Sulton and Susilo, 2018). Teknologi Pendidikan terus mengkonstruksi dan menjadi pencetus pergeseran lingkungan belajar dalam wujud kehidupan pekerjaan yang meliputi:
- Kapabilitas untuk mendorong berbagi dan berinteraksi
- Kapabilitas untuk berkolaborasi
- Penerapan pengembangan secara profesional
- Kepemimpinan yang fleksibel dan responsif,
- Bertujuan dalam konteks lingkungan perusahaan.
Ekologi dunia kerja dalam perspektif Teknologi Pendidikan merupakan metafora efektif untuk memberikan makna dengan konsep dasar berbasis kehidupan pekerjaan sebagai istilah mikro sebagai proyek (Staron, 2011a, 2011b). Ekologi pekerjaan dalam Teknologi Pendidikan merupakan ide dalam rangka performansi atau kinerja dalam sistem dinamis. Metafora ekologi dunia kerja dalam perspektif Teknologi Pendidikan adalah upaya mengembangkan performansi sehingga memiliki kesesuian dengan kebutuhan hingga kemampuan pemecahan masalah yang lebih efektif dan efisien.
Ekologi dunia pekerjaan merupakan kondisi dinamis, dan beragam perlu disikapi dengan adaptasi. Dari eksplorasi dimensi-dimensi metafora Teknologi Pendidikan, pengembangan keilmuan menawarkan pengembangan kemampuan dalam kebebasan mencari cara untuk mendapatkan solusi yang efektif dan efisien (Januszewski and Molenda, 2013; Lifset and Graedel, 2002). Teknologi Pendidikan menorehkan catatan penting, bahwa ekologi dunia pekerjaan merupakan metafora menarik perhatian, sehingga perlu memandang dunia pekerjaan lebih intuitif, peduli dan bertanggung jawab.
Visi Keilmuan dalam perpektif DUDI
Teknologi Pendidikan secara keilmuan mengupayakan bagaimana memfasilitasi dunia pembelajaran yang termasuk didalamnya adalah pendidikan, pelatihan, pengajaran, tutorial, transfer pengetahuan, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemfasilitasan terhadap dunia pembelajaran dalam perpektif dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan performa baik individu, tim hingga organisasi yang berkelanjutan untuk pemecahan masalah yang beorientasi pada kehidupan dalam perpektif dunia kerja. Sehingga Teknologi Pendidikan memiliki kurikulum yang mengupayakan setiap individu menjadi mandiri, adaptif, fleksible, memiliki agilitasi, kreatif dan inovatif dalam memecahkan setiap permasalahan dalam berbagai konteks kehidupan (Januszewski and Molenda, 2013; Praherdhiono et al., 2019).
Misi Keilmuan dalam perspektif DUDI
Teknologi pendidikan tidak hanya sebagai ilmun namun mengupayakan dapat mengimplemetasikan dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Teknologi Pendidikan bertanggungjawab terhadap pendidikan, pelatihan, pengajaran, tutorial, transfer pengetahuan, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengupayakan terjadinya pemanfatan, pengembangan, pengelolaan ilmu dan teknologi yang dikolaborasikan dengan berbagai keilmuan. Pada kurikulum Teknologi Pendidikan selalu mengupayakan dan mengimplemetasikan bagaimana mengkaji dalam wujud penelitian dan pengembangan sebagai karya akademik untuk terus menerus memfasilitasi dan peningkatan kinerja individu hingga organisasi untuk konteks cakupan DUDI regional, nasional hingga internasional. Teknologi Pendidikan menyadi bahwa bagian yang terbanya dari sumber daya manusia adalah pada level pelaksana. Kurikulum Teknologi Pendidikan mengamanatkan bagaimana mengimplementasikan praktik praktis dengan mendasarkan pada kode etik berbagai keilmuan melalui difusi inovasi sebagai komitmen lulusan terhadap dunia usaha dan dunia industri (Januszewski and Molenda, 2013). Sehingga konstruksi Kurikulum Teknologi pendidikan merupakan multi platform keilmuan
Gambar Lingkup PTP dan Teknologi Pendidikan dalam dunia kerja
Kegiatan pendidikan dan pelatihan (training) yang difasilitasi oleh profesi Pengembang Teknologi Pembelajaran telah mengalami pergeseran paradigma. Perubahan terjadi pada paradigma belajar yang mengalami perubahan secara simultan. Perubahan terjadi pada masyarakat, lembaga, dan organisasi pengguna lulusan. Perubahan tersebut meliputi kesadaran yang tinggi dari perbedaan antara retensi yang hanya sekadar memperoleh informasi untuk tujuan sempit menjadi perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk memecahkan permasalahan kehidupan pekerjaan keseharian secara efektif dan efisien. Kebutuhan Teknologi Pembelajaran adalah bagaimana belajar tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya seperti lingkungan pekerjaan. Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi dilakukan untuk memperoleh cara bagaimana mengefektifkan dan mengefisiensikan pekerjaan (Luppicini, 2005). Konsep belajar bukan hanya kegiatan formal, namun belajar sepanjang hayat dimanapun dan kapanpun perlu mendapatkan dukungan dari lingkungan belajar yang sesuai dan sengaja untuk diciptakan. Sehingga peningkatan pembelajaran tidak bisa mengabaikan 1) desain, 2) pengembangan, 3) pengelolaan, 4) studi, dan 5) penelitian tentang bagaimana belajar. Hal ini merupakan inti dari kurikulum teknologi pembelajaran
Legitimasi Teknologi Pendidikan dalam Nomenklatur
Keilmuan Teknologi pendidikan dinaungi oleh program studi dibawah Jurusan/Departemen. Secara nomenklatur keilmuan Teknologi Pendidikan merupakan program studi (Prodi) Teknologi Pendidikan/Pembelajaran. Dalam berbagai perguruan tinggi dinaungi oleh Jurusan atau Departemen yang berbeda-beda dan tergantung dari kekhasan masing-masing Perguruan Tinggi. Teknologi Pendidikan memiliki kurikulum yang sesuai untuk memfasilitasi pembelajaran. Sehingga prodi Teknologi Pendidikan/pembelajaran memiliki kurikulum dengan inti bagaimana mendukung keberhasilan belajar. Sehingga ditangan Prodi Teknologi Pendidikan belajar tidak hanya terjadi pemahaman dalam konteks pekerjaan, namun bagaimana pekerja secara mandiri dapat mewujudkan lingkungan pekerjaan dimanapun dan kapanpun menjadi fasilitas belajar mereka. Pada konteks pelatihan berbasis kehidupan pekerjaan, Keilmuan Teknologi Pendidikan telah mampu mewujudkan pekerja yang terafiliasi pada Profesi Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) yang mampu melakukan pemecahan masalah dengan memanfaatkan dimensi kognitif, sikap dan Keterampilan. Paradigma pekerjaan bagi Teknologi Pendidikan adalah pemecahan masalah yang kompleks dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu bidang keilmuan. Pekerjaan pengembangan bendungan bukan hanya mencakup dari sisi teknis pembangunan bendungan, namun terdapat sisi teknis bagaimana masyarakat yang terdampak dari pembangunan bendungan. Teknologi Pendidikan memiliki kontruksi kurikulum yang kompleks, sehingga pengetahuan, sikap dan keterampilan diterapkan dalam penggunaan aktif dapat dipecahkan melalui berbagai aktifitas desain, pengembangan, pengelolaan, studi, dan penelitian dengan menggabungkan berbagai keilmuan. Jurusan Teknologi Pendidikan memiliki kemampuan memfalitasi bagaimana memecahkan situasi dan masalah yang nyata secara lintas keilmuan melalui kegiatan formal dan non-formal.
Prodi Teknologi Pendidikan/pembelajaran memiliki kemampuan meningkatkan Kinerja atau performansi manusia. Jurusan teknologi pendidikan memiliki kurikulum bagaimana mengefektifkan dan mengefisiensikan level penentu kebijakan, level penelitian dan pengembangan hingga level pelaksana sehingga memiliki performansi memecahkan permasalahan kehidupan pekerjaan sehari hari. Pandangan Teknologi Pendidikan terhadap peningkatan Kinerja atau performansi adalah kemampuan untuk mendesain dan memanfaatkan lingkungan pekerjaan. Sehingga peningkatan kinerja untuk level penentu kebijakan, level penelitian dan pengembangan hingga level pelaksana yang merupakan 1), kinerja mengacu pada kemampuan untuk menggunakan dan menerapkan kapabilitas atau kemampuan yang baru diperoleh dalam pemecahan permasalahan. 2) membantu setiap level penentu kebijakan, level penelitian dan pengembangan hingga level pelaksana memiliki performa yang lebih baik, sehingga dapat membantu masyarakat, lembaga, organisasi, dan pengguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Sehingga Teknologi Pendidikan dapat mengkonstruksi bagaimana meningkatkan produktivitas pada tingkat individu hingga tingkat organisasi.
Penutup
Teknologi Pendidikan menjadi pusat keunggulan dan rujukan dalam penyiapan teknolog, pengembang, ilmuwan, penentu kebijakan dan pemimpin yang menguasai teknologi, training (pedagogi) dan konten untuk memfasilitasi belajar dan memecahkan masalah-masalah dunia pekerjaan. Secara lebih operasional, keunggulan yang menjadi penekanan dalam Teknologi Pendidikan adalah perancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, evaluasi, dan riset proses dalam dunia kerja, sehingga dihasilkan konsep, prinsip, desain, teori, model, yang inovatif kreatif pemecahan masalah dunia kerja yang berorientasi pada pengembangan potensi dan pemberdayaan.
Teknologi Pendidikan memiliki tanggung jawab adalah: (1) menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran, yang unggul dan memiliki daya saing yang tinggi, (2) melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam berbagai bidang konteks dunia pekerjaan, dan (3) mengkonstruksi pemimpin yang mampu menerapkan/memanfaatkan berbagai hasil karya dalam berbagai bidang pekerjaan.
Daftar Rujukan
Adefila, A., 2020. Students’ engagement and learning experiences using virtual patient simulation in a computer supported collaborative learning environment. Innov. Educ. Teach. Int. 57, 50–61. https://doi.org/10.1080/14703297.2018.1541188
Adi, E.P., Praherdhiono, H., Prihatmoko, Y., Nindigraha, N., 2019. Analysis of Student Capability on Integrated Digital Broadcasting System Learning 8, 5.
Al Mamun, M.A., Lawrie, G., Wright, T., 2020. Instructional design of scaffolded online learning modules for self-directed and inquiry-based learning environments. Comput. Educ. 144, 103695.
Brookhart, S.M., 2010. How to assess higher-order thinking skills in your classroom. ASCD.
Januszewski, A., Molenda, M., 2013. Educational technology: A definition with commentary. Routledge.
Lifset, R., Graedel, T.E., 2002. Industrial ecology: goals and definitions. Handb. Ind. Ecol. 3–15.
Luppicini, R., 2005. A systems definition of educational technology in society. Educ. Technol. Soc. 8, 103–109.
Praherdhiono, H., Adi, E.P., Prihatmoko, Y., 2018a. Konstruksi demokrasi belajar berbasis kehidupan pada implementasi LMS dan MOOC. Edcomtech J. Kaji. Teknol. Pendidik. 3, 21–28.
Praherdhiono, H., Setyosari, P., Degeng, I.N.S., Slamet, T.I., Surahman, E., Adi, E.P., Degeng, M.D.K., Abidin, Z., 2019. Teori dan Implementasi Teknologi Pendidikan: Era Belajar Abad 21 dan Revolusi Industri 4.0. Seribu Bintang.
Praherdhiono, H., Sulton, M., Lioe, A.T., Hammad, J., 2018b. Open Learning Systems for Learners with Capabilities as Innovators at State University of Malang. Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/icli-17.2018.36
Staron, M., 2011a. Life-Based Learning Model–A Model For Strengt-Based Approaches To Capability Development and Implications for Personal Development Planning. Aust. Gov. Dep. Educ. Sci. Train. TAFE NSW Available -Line Httplearningtobeprofessional Pbworks Comwpage32893040Life-Based-Learn. Accessed 21, 2014.
Staron, M., 2011b. Connecting and integrating life based and lifewide learning. NJ.
Sulton, E.P.A., Susilo, H., 2018. Curriculum Model of Capability Development through Transdisciplinary Courses System.
Semoga prodi teknologi pendidikan/pembelajaran lebih tersosialisasi lagi kepada instansi terkait, karena memiliki peran strategis dalam mewujudkan masyarakat belajar dan merdeka belajar. Butuh kerjasama dari asosiasi, prodi, mahasiswa dan alumni untuk mewujudkan peran tersebut. terima kasih tulisannya pak..