LABORATORIUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

KAJIAN STANDAR LABORATORIUM
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

Henry Praherdhiono
Tim Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang

APS-TPI memiliki peran dalam melakukan standarisasi laboratorium, sehingga sumber daya laboratorium program studi Teknologi Pendidikan tidak diklaim sebagai wujud pragmantisme keadaan. APS-TPI telah memiliki dasar keilmuan dalam melakukan standarisasi laboratorium Teknologi Pendidikan. Peran program studi memberikan nama, branding, penciri yang berlandaskan standar laboratorium APS-TPI. Program studi perlu diberikan kebebasan dalam memberikan nama terhadap laboratorium dengan mengacu standar peruntukan laboratorium yang telah ditetapkan APS-TPI. Adapun secara makro dijelaskan dalam struktur pembagian wewenang standarisasi laboratorium pada gambar 1.

link download gambar standar laboratorium APS-TPI

Standar Laboratorium Fasilitas Belajar dan Pembelajaran APS-TPI
APS-TPI perlu memiliki standar laboratorium dalam memfasilitasi belajar dan pembelajaran yaitu laboratorium yang mampu menyajikan media-media yang terlibat dalam memfasilitasi pembelajaran melalui aktifitas dalam memanfaatkan, mengembangan dan mengelola sumber belajar. Standar Laboratorium Fasilitas Belajar dan Pembelajaran menyajikan berbagai perspektif pengembangan, pemanfatan dan pengelolaan media yang dapat memfasilitasi  proses belajar dan pembelajaran yang seimbang sehingga dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar informal dan formal, metode pembelajaran, penilaian hingga evaluasi pebelajar yang telah difasilitasi. Adapun Standar Laboratorium Fasilitas belajar dan Pembelajaran mencakup:

  1. Laboratorium memiliki fasilitas audiovisual yang dapat digunakan memfasilitasi persepsi sensorik pebelajar sehingga dapat membangun makna dari potongan-potongan informasi pendengaran dan visual, memiliki daya tarik yang besar terhadap moda audiovisual. Laboratorium memfasilitasi belajar dan pembelajaran dalam:a) merangsang berbagai indera, menyediakan alat baru untuk mengatasi keterbatasan sumber belajar dan mendukung lingkungan belajar yang kaya, b) memperluas gagasan pembelajaran secara audio visual dengan mementingkan pengalaman belajar dengan spektrum dari konkret ke abstrak, menggunakan tool kit yang sesuai. c) merasakan rangsangan melalui penggunaan proses kognitif untuk memahami dan memecahkan masalah berlandaskan wawasan manusia, kreativitas, inovasi dan moralitas.
  2. Laboratorium memiliki fasilitas pembelajaran visual yang dapat digunakan dalam memfasilitasi ketertarikan teknologi pendidikan dan pembelajaran yang mencakup desain pesan berdasarkan prinsip-prinsip persepsi visual.Laboratorium memfasilitasi belajar dan pembelajaran dalam:

    a) Membangun dan menafsirkan pembelajaran visualMelakukan representasional (gambar yang menyerupai benda atau ide yang digambarkan), analogis (menunjukkan objek yang diketahui dan menyiratkan kesamaan dengan konsep yang tidak diketahui), dan arbitrer (bagan atau diagram yang mencoba untuk mengatur pemikiran. tentang suatu konsep tetapi tidak secara fisik menyerupainya). b) Membangun fungsi mental yang lebih spesifik, seperti dekoratif, representasional, mnemonik, organisasional, relasional, transformasional, dan interpretatif. c) mengidentifikasi kumpulan prinsip dan generalisasi tentang penjajaran visual dan teks yang telah menginformasikan praktik desain pesan, tata letak gambar dan teks untuk membantu pebelajar dalan fokus pada fitur penting dan untuk memahami serta mengingat kata kunci sebagai ide. d) Pengujian kegunaan pada halaman Web menegaskan kembali prinsip-prinsip desain pesan yang ditemukan di era digital.
  3. Laboratorium memiliki fasilitas pembelajaran auditif yaitu laboratorium pembelajaran berdasarkan pendengaran melalui teori kognitif mengenai pemrosesan, penyimpanan, dan pengambilan informasi pendengaran. Laboratorium memfasilitasi belajar dan pembelajaran dalam:

    a) memroses pendengaran, visual, dan verbal dalam menunjukkan modalitas sensorik ini diproses secara berbeda di otak. b) menggunakan materi audio secara produktif dalam pengajaran, termasuk beban kognitif. Situasi menjadi lebih kompleks ketika mempertimbangkan kombinasi informasi audio, visual, dan verbal dalam pembelajaran multimedia. Moore, Burton, dan Myers (2004). c) meringkas temuan penelitian yang agak berbeda pada presentasi multi-channel dengan mengamati sistem pemrosesan informasi manusia load cognitive system sebagai kapasitas sistem maksimal
  4. Laboratorium memiliki fasilitas belajar dan pembelajaran multimedia digital yaitu laboratorium yang memiliki kemapuan dalam memfasilitasi interaksi manusia dan komputer melalui hardware maupun software. Laboratorium memfasilitasi belajar dan pembelajaran dalam:
    a) menyajikan tampilan multimedia dengan lebih mudah dan lebih murah daripada yang dimungkinkan dengan peralatan analog sebelumnya. penggunaan pembelajar dari berbagai modalitas sensorik seperti yang disajikan dalam multimedia komputer lebih mirip dengan sistem kognitif alami manusia.b) mengubah informasi dari satu sistem simbol ke sistem simbol lainnya. Sehingga memungkinkan hypertext komputer dapat menghubungkan ide-ide pebelajar. Optimalisasi World Wide Web sebagai teknologi kekinian. c) memajukan agenda kognitif yang mencakup:
  • Dari penerimaan ke keterlibatan dalam lingkungan yang imersif.
  • Dari ruang kelas ke dunia nyata dengan menunjukkan bahwa teknologi dapat membawa masalah dan sumber daya dari dunia nyata ke dalam kelas, dan dapat memungkinkan pembelajaran difokuskan di luar lingkungan kelas melalui sumber daya dan keterjangkauan teknologi.
  • Dari teks ke beberapa representasi sehingga memungkinkan penggunaan sistem matematika, grafis, pendengaran, visual, dan lainnya, bukan hanya simbol verbal.
  • Dari liputan hingga penguasaan dengan menggunakan simulasi, permainan, dan program latihan dan latihan yang mendorong latihan keterampilan dasar berulang-ulang hingga diotomatisasi.
  • Dari isolasi ke interkoneksi melalui mengubah pengalaman pembelajar dari pengalaman soliter menjadi pengalaman kolaboratif.
  • Dari produk ke proses dengan membantu siswa untuk terlibat dalam proses kerja dan cara berpikir dalam bidang yang mereka pilih.
  • Dari mekanika hingga pemahaman di laboratorium yang memungkinkan siswa menggunakan simulasi komputer yang memungkinkan mereka mengeksplorasi lebih banyak hipotesis dan mencakup lebih banyak proses yang berbeda dalam waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih sedikit.

Standar Laboratorium Performansi/Kinerja APS-TPI
APS-TPI memeiliki standar laboratorium Performansi/Kinerja Pebelajar berupa leboratorium yang mampu menunjukkan teknologi untuk mengintervensi belajar, pembelajaran dan pendidikan dengan cara yang dapat meningkatkan kinerja manusia. Laboratorium ini dilandasi oleh teori-teori human performance technology sehingga bagaimana teknologi pendidikan dan pembelajaran berinteraksi dengan human performance technology dalam membentuk porformansi pebelajar. Adapun Standar Laboratorium Fasilitas belajar dan Pembelajaran mencakup:

  1. Laboratorium memiliki kemampuan meningkatkan Kinerja Pembelajar Individu. Laboratorium memperkuat teknologi pendidikan dan pembelajaran dalam memperluas pembelajaran individu ke dalam peningkatan performansi kinerja secara individu dalam

    Studi Pengalaman belajar lebih bermakna.

    a) Laboratorium dapat melakukan studi permasalahan pendidikan dan pembelajaran baik formal maupun in formal, pengujian proses hingga pengujian dampak pendidikan dan pembelajaran. b) Laboratorium dapat melakukan studi Kecerdasan ganda dalam jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih beragam. c) Laboratorium dapat melakukan studi domain dan level tujuan pembelajaran. d) Laboratorium dapat melakukan studi pengalaman pembelajaran berdasarkan intervensi teknologiPengalaman belajar tingkat kognitif terbaik sesuai konteks. pembelajaran baru dapat diterapkan pada situasi kehidupan nyata.
    a) Laboratorium dapat melakukan studi transfer pembelajaran di Pendidikan Formal. Teknologi dapat membantu peserta didik tidak hanya untuk menguasai keterampilan tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga untuk menerapkan pengetahuan baru pada situasi baru, atau yang disebut sebagai studi transfer pembelajaran. b) Laboratorium dapat melakukan studi transfer Pelatihan terutama kemampuan peserta pelatihan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dalam pekerjaan sehari-hari atau studi transfer pelatihan.
  1. Laboratorium memiliki kemampuan meningkatkan Kinerja Guru dan Desainer Pendidikan dan Pembelajaran. Laboratorium memfokuskan bagaimana teknologi pendidikan dapat meningkatkan kinerja tidak hanya peserta didik tetapi juga mereka yang merancang dan menyampaikan pembelajaran. Fungsi laboratorium adalah mengurangi waktu belajar dan meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang keduanya meningkatkan produktivitas pengajar dan desainer pendidikan dan pembelajaran. Hasil yang lain adalah laboratorium dapat menciptakan instruksi yang lebih menarik dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, sehingga menyelaraskan pengajar dan desainer dengan komitmen profesional tertinggi. Laboratorium meningkatkan Performansi/Kinerja dalam:
    a) Mengurangi Waktu belajar dan pembelajaran. Laboratorium memiliki fokus melakukan evolusi teknologi pendidikan dan pembelajaran yang terkait psikolog perilaku sehingga diperoleh wakttu tercepat mengartikulasikan tujuan dalam setiap intervensi pembelajaran. b) Membuat belajar dan pembelajaran lebih menguntungkan. Laboratorium memiliki fokus studi dalam desain pembelajaran dan pemilihan strategi sehingga membuat belajar dan pembalajaran lebih efektif. b) Membuat belajar dan pembelajaran lebih manusiawi. Laboratorium berfokus menjadikan belajar dan pembelajaran memberikan harapan dan pengalaman belajar menarik dalam meningkatkan waktu aktifitas belajar dan pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran. Mengkonstruksi studi humanisme yang terintegrasi teknologi.
  2. Laboratorium memiliki kemampuan meningkatkan kinerja organisasi dalam pendidikan dan pembelajaran. Laboratorium mendukung bagaimana organisasi semisal satuan pendidikan dapat meningkatkan produktivitas dalam pendidikan dan pembelajaran dan juga meningkatkan output pebelajar dalam memperoleh pengalaman belajar. Organisasi sangat membutuhkan peningkatan produktivitas lembaga sepertihalnya efisiensi dan efektivitas dan beberapa kemungkinan peran teknologi dalam meningkatkan produktivitas dalam organisasi. Laboratorium meningkatkan Performansi/Kinerja dalam:
    a) Keefektifan dan efisiensi Pendidikan dan Pembelajaran. Laboratorium memiliki fokus mengefektifkan dan mengefisiensikan pendidikan dan pembelajaran dalam perluasan gagasan pendidikan dan pembelajaran maupun bersifat non pendidikan misalnya sifat ekonomis berlandaskan lingkungan belajar yang sehat untuk melayani kesempatan berkembang menuju kehidupan yang sukses dan produktif. b) Aktifitas Kinerja Pendidikan dan Pembelajaran dalam Organisasi. Laboratorium memiliki fokus pada studi Kelangsungan hidup organisasi berdasarkan kemampuan anggotanya untuk belajar dan beradaptasi dengan kondisi melalui teknologi informasi dan komunikasi, penetrasi massa, kemampuan dan fungsi belajar, pembelajaran dan pendidikan yang dapat dimediasi melalui teknologi (sebagai contoh virtual school program) dengan konten studi:

    • Bakat sebagai sifat psikologis yang relatif permanen, termasuk kecerdasan, tingkat pematangan, kepribadian, dan gaya belajar
    • Usaha sebagai jumlah upaya mental (aIme) yang diinvestasikan untuk mencapai hasil belajar
    • Belajar dan pembelajaran dalam keterlibatan baik jumlah dan kualitas
    • lingkungan belajar yang dapat meningkatkan aktifitas belajar.
    • Kurikulum yang mendorong pencapaian interaksi manusia (misal orang dengan anak yang terinformasikan) dan dukungan psikologis.
      c) Penguatan Human Performance Technology. Laboratorium memiliki fokus studi efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan berbagai intervensi,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *